KONDISI PSIKOLOGI MENYAMBUT IDUL FITRI WARGA DESA TRI KEMBANG, SAMBAS
Abstract
Lebaran atau hari raya idul fitri merupakan jalan menuju fitrah dan bersih setelah umat muslim menjalankan puasa selama sebulan. Lebaran juga memiliki hubungan dengan kondisi psikologis bagi sebagian orang, karena adanya persiapan menjelang lebaran yang berpotensi menyebabkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologis Masyarakat dalam persiapan menyambut lebaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Pengumpulan data ini dilakukan di desa Tri Kembang, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Peneliti melakukan wawancara kepada empat orang informan dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak dan tokoh masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada setiap kalangan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi perbedaan itu terjadi karena adanya perbedaan peran dan tanggung jawab pada setiap orang dalam persiapan menyambut lebaran.
The celebration of Eid or Eid al-Fitr represents a means of fulfilling the Islamic obligation of fasting for a month, as well as a ritual of purification and renewal. Furthermore, Eid is associated with psychological conditions in some individuals due to the extensive preparations undertaken in the lead-up to the festival, which can potentially induce stress. The objective of this study is to ascertain the psychological state of the community in anticipation of Eid. This study employs qualitative research methods, utilising data collection techniques through interviews and observations. The data collection was conducted in Tri Kembang village, Sambas Regency, West Kalimantan. The researchers conducted interviews with four informants, selected from among the fathers, mothers, children, and community leaders. The findings of this study demonstrate that notable discrepancies exist between the various groups. The results of the interviews and observations indicate that differences in roles and responsibilities among individuals contribute to variations in their approaches to preparing for the celebration of Eid.
References
Amin, W.R. (2017). Kupatan, Tradisi Untuk Melestarikan Ajaran Bersedekah, Memperkuat Tali Silaturahmi, Dan Memuliakan Tamu. Al-A’raf : Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, 14(2):267.
Annisa Nurussoufi, S. (2022). Kualitas Silaturahmi Dan Toleransi Beragama Masyarakat Desa Karangrena. UNIVERSITAS’, 3(3):208–232.
Ghofir, J. and Jabbar, M.A. (2022). Tradisi Sungkeman Sebagai Kearifan Lokkal Dalam Membangun Budaya Islam’, Jurnal Kajian Islam Al Kamal, 2(2):1–17.
Japarudin, J. (2023). Fenomena dan Nilai-Nilai Tradisi Mudik Lebaran. Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, 17(3): 20-34.
Ningsi, S. (2021). Penentuan Hari Raya Islam dan Implikasinya Terhadap Persatuan Umat. Hisabuna, 2: 33–47.
Sari, E.S. dan Hudaidah. )2021). Tradisi Lebaran Di Desa Kemang, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. JURNAL SAMBAS (Studi Agama, Masyarakat, Budaya, Adat, Sejarah), 3(2):172–180.
Utami, F.D. (2021). Analisis Roland Barthes Pada PosterI klan Belanja Shopee dan Ramayana Edisi Lebaran Ceria’, Al-Idza’ah Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 2: 53–62.
Yusriadi, Y. (2015). Identitas Orang Melayu di Hulu Sungai Sambas. Khalustiwa: Journal of Islamic Studies, 5(1), 74-99.
Copyright (c) 2024 Nur Istiqomah, Yana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.