SELF FULFILLING PROPHECY PADA BUDAYA KEMPONAN (STUDI PADA KARYAWAN PENDATANG PT. AGRO ABADI CEMERLANG KABUPATEN SANGGAU)
Abstract
Penelitian ini mengkaji fenomena self-fulfilling prophecy dalam konteks budaya Kemponan di kalangan karyawan migran di PT. Agro Abadi Cemerlang, Kabupaten Sanggau. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendalami bagaimana para pekerja migran memahami budaya Kemponan di Kalimantan Barat, (2) mendeskripsikan self-fulfilling prophecy mereka dalam kaitannya dengan keyakinan Kemponan, dan (3) mengkaji bagaimana keyakinan tersebut diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi yang melibatkan informan kunci dan orang penting lainnya. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa ramalan atau dugaan akibat yang timbul dari Kemponan yang terpenuhi dengan sendirinya, menggambarkan bagaimana ekspektasi dan prediksi individu secara tidak langsung dapat membentuk perilaku yang memperkuat keyakinan tersebut. Meskipun tingkat kepercayaannya bervariasi, hal itu menimbulkan dampak psikologis yang nyata, seperti perubahan perilaku, persepsi, dan penyesuaian diri. Kepatuhan terhadap budaya Kemponan semakin ditegakkan melalui berbagi informasi dan pengalaman pribadi. Selain itu, keterbukaan pikiran dan rasa hormat yang ditunjukkan oleh para pekerja migran menggarisbawahi potensi positif untuk menumbuhkan kerukunan budaya.
This study investigates the self-fulfilling prophecy phenomenon in the context of Kemponan culture among migrant employees at PT. Agro Abadi Cemerlang, Sanggau Regency. The research aims to: (1) explore how migrant employees understand the Kemponan culture in West Kalimantan, (2) describe their self-fulfilling prophecy in relation to Kemponan beliefs, and (3) examine how these beliefs are integrated into their daily lives. Employing a descriptive qualitative approach, data were gathered through interviews, observations, and documentation involving key informants and significant others. The findings reveal that the self-fulfilling prophecy, as linked to Kemponan beliefs, illustrates how individuals’ expectations and predictions can indirectly shape behaviors that reinforce those beliefs. While the degree of belief varies, it generates discernible psychological impacts, such as shifts in behavior, perception, and self-adjustment. Adherence to Kemponan culture is progressively established through shared information and personal experiences. Moreover, the open-mindedness and respect demonstrated by migrant employees underscore a positive potential for fostering cultural harmony.
References
Adityawarman, K., Rositawati, S., Psikologi, P., & Psikologi, F. (2018). Pengaruh Self-Fulfilling Propechy Terhadap Self-Efficacy Murid Level 1 Di Tempat Les X di Bandung. SPeSIA, 4(2), 1–10.
Berry, J. W. (1997). Immigration, acculturation, and adaptation. Applied Psychology: An International Review, 46(1), 5–34.
Berry, J. W., Poortinga, Y. H., Segall, M. H., & Dasen, P. R. (2002). Cross-cultural psychology: Research and applications (2nd ed.). Cambridge University Press.
Crisp, R. J., & Turner, R. N. (2011). Cognitive adaptation to the experience of social and cultural diversity. Psychological Bulletin, 137(2), 242–266.
Johanes, A. W. (2019). Penanganan Masalah-Masalah Sosial di Kecamatan Kawasan Perbatasan Kabupaten Sanggau. Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa, 4(2), 50–61.
King, O. C., & Mertens, M. (2023a). Self-fulfilling Prophecy in Practical and Automated Prediction. Ethical Theory and Moral Practice, 26(1), 127–152.
Marisa, M. (2021). Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” di Era Society 5.0. Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidiikan Dan Humaniora), 5(1), 72. https://doi.org/10.36526/js.v3i2.
Merton, R. K. (1948). The self-fulfilling prophecy. The Antioch Review, 8(2), 193–210.
Mursyidan, R. A., Dwiwarno, N., & Hananto, P. W. H. (2023). Upaya Pemerintah dalam Menangani Kasus Perdagangan Orang di Area Perbatasan Negara (Studi Kasus di Sanggau). Diponegoro Law Journal, 12(1).
Ruslan, I., Amri, F., & Yusriadi, Y. (2024). Religion, Education, and Maintaining Ethno-religious Harmony in Sanggau, West Kalimantan. Dinamika Ilmu, 24(1), 111-126.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Tajfel, H., & Turner, J. C. (1979). An integrative theory of intergroup conflict. In W. G. Austin & S. Worchel (Eds.), The Social Psychology of Intergroup Relations (Hal. 33–47). Brooks/Cole.
Tarigan, H. G. (2021). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa.
Triandis, H. C. (1995). Individualism & collectivism. Westview Press.
Copyright (c) 2024 Savira Hafiza Lubis

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.