https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/JPKK/issue/feed Jurnal Pendidikan, Kebudayaan dan Keislaman 2025-01-21T21:09:52+00:00 yusriadi yusriadi@iainptk.ac.id Open Journal Systems <p>Jurnal Pendidikan, Kebudayaan dan Keislaman (JPKK) is an journal which provides a forum for publishing research or review articles related to researches in instruction, learning and teaching, curriculum development, learning environment, teacher education, educational technology, educational development, social cultural, Islamic studies both library research and field research.</p> https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/JPKK/article/view/3709 GAMBARAN SELF ESTEEM PADA REMAJA PUTUS SEKOLAH YANG BEKERJA DI CV. BUNDA AGUS PONTIANAK 2024-12-31T09:44:13+00:00 Nabilah Nabilah naabiilaa.82@gmail.com <p>Masa remaja merupakan bagian dari tahap perkembangan yang akan dilalui setiap orang sepanjang hidupnya. Pada fase ini, remaja bersekolah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang esensial bagi masa depannya. Namun, ada kalanya beberapa remaja terpaksa berhenti sekolah karena berbagai alasan yang tidak dapat dihindari. Kondisi ini dapat memicu perasaan rendah diri, karena remaja merasa tidak mampu menyelesaikan pendidikan seperti teman-teman sebayanya. Kegagalan dalam menyelesaikan pendidikan formal dapat mengganggu proses pembentukan identitas diri dan berpotensi menurunkan rasa percaya diri, yang pada gilirannya mempengaruhi kesejahteraan psikologis remaja tersebut dan dapat memberikan dampak terhadap self esteem (harga diri) remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran self esteem pada remaja putus sekolah yang bekerja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara mendalam. Berdasarkan analisis yang dilakukan, bahwa gambaran self esteem pada masing-masing informan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ikut berperan pada proses putus sekolahnya dan pengalaman bekerja informan salama tidak lagi bersekolah.</p> <p><em>Adolescence is part of the developmental stages that every person will go through throughout their life. In this phase, teenagers go to school to gain knowledge and skills that are essential for their future. However, there are times when some teenagers are forced to stop going to school for various unavoidable reasons. This condition can trigger feelings of low self-esteem, because teenagers feel unable to complete their education like their peers. Failure to complete formal education can disrupt the process of forming one's identity and has the potential to reduce self-confidence, which in turn affects the psychological well-being of the teenager and can have an impact on the teenager's self-esteem. The aim of this research is to determine the description of self-esteem in working school dropout teenagers. This research uses qualitative methods by conducting observations and in-depth interviews. Based on the analysis carried out, the self-esteem picture of each informant was influenced by factors that played a role in the process of dropping out of school and the informant's work experience when he was no longer in school</em></p> 2024-12-31T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/JPKK/article/view/3900 PERANG KETUPAT: WARISAN MULTIKULTUR DAN PEMERTAHANAN IDENTITAS MELAYU TAYAN 2025-01-21T21:09:52+00:00 Yusriadi Yusriadi yusriadiebong@gmail.com Ismail Ruslan ismailruslaniainpontianak@gmail.com Nunik Hasriyanti nunikhasriyanti@gmail.com Zaimuarifuddin Shukri bin Nordin nzaim@unimas.my Dilah bin Tuah tdilah@unimas.my <p>Perang Ketupat merupakan tradisi unik masyarakat Melayu Tayan, Kalimantan Barat, yang merepresentasikan upaya pemertahanan identitas budaya di tengah pluralitas sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fungsi tradisi Perang Ketupat sebagai mekanisme dalam memperkuat identitas budaya dan membangun integrasi sosial di masyarakat yang semakin majemuk. Dengan pendekatan kualitatif-deskriptif, data diperoleh melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan tokoh adat dan masyarakat setempat, serta kajian dokumen terkait tradisi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perang Ketupat berperan sebagai ruang dialektis antara adat lokal dan pengaruh budaya luar, menciptakan solidaritas komunal yang memperkuat kohesi sosial. Tradisi ini juga menjadi sarana afirmasi identitas budaya Melayu Tayan sekaligus membangun hubungan lintas budaya yang harmonis dengan komunitas lain di wilayah tersebut. Namun, modernisasi menghadirkan tantangan, terutama dalam mempertahankan esensi tradisi di tengah perubahan nilai-nilai sosial. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara komunitas lokal, pemerintah, dan aktor sosial lainnya untuk memastikan keberlanjutan tradisi ini sebagai warisan budaya yang dinamis.</p> <p><em>Perang Ketupat is a unique tradition of the Malay Tayan community in West Kalimantan, representing efforts to preserve cultural identity amidst social plurality. This study aims to explore the role of the Perang Ketupat tradition as a mechanism for strengthening cultural identity and fostering social integration in an increasingly diverse society. Employing a qualitative-descriptive approach, data were collected through participatory observation, in-depth interviews with local community leaders and cultural figures, and a review of relevant documents on the tradition.&nbsp; The findings reveal that Perang Ketupat serves as a dialectical space between local customs and external cultural influences, fostering communal solidarity that enhances social cohesion. The tradition also acts as a means of affirming the cultural identity of the Malay Tayan community while promoting harmonious cross-cultural interactions with other groups in the region. However, modernization poses challenges, particularly in maintaining the essence of the tradition amidst shifting social values. Therefore, collaboration among local communities, government entities, and other social actors is crucial to ensure the sustainability of this tradition as a dynamic cultural heritage.</em></p> 2025-01-11T04:15:17+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/JPKK/article/view/3732 PEMBENTUKAN KARAKTER SOSIAL BERBASIS TRADISI ROBO-ROBO MASYARAKAT MELAYU MEMPAWAH 2025-01-21T21:03:36+00:00 Aqmal Firdaus Aqmalfirdaus007@gmail.com <p>Tradisi Robo-Robo Masyarakat Melayu Mempawah merupakan ritual tolak bala yang dilaksanakan setiap tahun pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya yang kuat, seperti gotong royong dan penghormatan terhadap alam. Melalui ritual ini, masyarakat memohon keselamatan dan keberkahan, serta memperkuat ikatan sosial di antara mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pembentukan karakter sosial yang berbasis tradisi Robo-Robo, serta dampaknya terhadap identitas budaya masyarakat Melayu Mempawah. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif untuk memberikan gambaran yang mendalam mengenai makna dan nilai tradisi robo-robo pada Masyarakat Mempawah. Secara keseluruhan, tradisi Robo-Robo memengaruhi sifat sosial Masyarakat Melayu Mempawah. Tradisi ini membantu membangun masyarakat yang lebih harmonis, berbudaya, dan peduli terhadap lingkungan dengan mengedepankan prinsip-prinsip kebersamaan, penghormatan, dan rasa tanggung jawab.</p> <p><em>The Robo-Robo tradition of the Mempawah Malay Community is a ritual of rejecting evil which is carried out every year on the last Wednesday of the month of Safar. This tradition reflects strong social and cultural values, such as mutual cooperation and respect for nature. Through this ritual, people ask for safety and blessings, as well as strengthening social ties between them. This research aims to explore the formation of social character based on the Robo-Robo tradition, as well as its impact on the cultural identity of the Mempawah Malay community. Researchers used qualitative research with descriptive methods to provide an in-depth picture of the meaning and value of the robo-robo tradition in the Mempawah Community. Overall, the Robo-Robo tradition influences the social nature of the Mempawah Malay Community. This tradition helps build a society that is more harmonious, cultured and cares for the environment by prioritizing the principles of togetherness, respect and a sense of responsibility.</em></p> 2025-01-21T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement##