At-Turats https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats <div style="display: flex; align-items: flex-start; max-width: 800px; margin: auto; padding: 12px; border-radius: 12px; background: linear-gradient(135deg, #f5f7f5, #92fc9f); box-shadow: 0 4px 10px rgba(0, 0, 0, 0.1); border: 1px solid #ddd; font-size: 13px; color: #444; line-height: 1.3; padding-top: 5px; padding-buttom: 5px;"> <div style="flex-shrink: 0; margin-right: 12px;"> </div> <!-- Konten kanan --> <div style="flex-grow: 1; max-height: 260px; overflow-y: auto;"> <p style="margin: 0;"><strong>e-ISSN: </strong><a title="ISSN Online" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1458549754" target="_blank" rel="noopener">2502-8359</a></p> <p style="margin: 0;"><strong>p-ISSN: </strong><a title="ISSN Print" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1180425184" target="_blank" rel="noopener">1978-418x</a></p> <p style="margin: 0;"><strong>Journal Initials:</strong> At-Turats</p> <p style="margin: 0;"><strong>DOI Prefix:</strong> <a class="animated-link" href="https://search.crossref.org/search/works?q=2502-8359&amp;from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">10.24260</a></p> <p style="margin: 0;"><strong>Publisher:</strong> <a class="animated-link" href="https://ftik.iainptk.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak</a></p> <p style="margin: 0;"><strong>Frequency:</strong> Twice a Year (January–June &amp; July–December)</p> <p style="margin: 0;"><strong>Editor-in-Chief:</strong><a href="https://scholar.google.com/citations?user=5BNoyPsAAAAJ&amp;hl=id&amp;oi=ao" target="_blank" rel="noopener"> Syamsul Kurniawan</a></p> <p style="margin: 0;"><strong>Citation Analysis:</strong> <a class="animated-link" href="https://sinta.kemdiktisaintek.go.id/journals/profile/215" target="_blank" rel="noopener">Sinta 4</a> | <a class="animated-link" href="https://scholar.google.co.id/citations?hl=id&amp;view_op=list_works&amp;authuser=3&amp;gmla=AJsN-F7WYqnHlfNJzEXp5VzwlHiBMZ2mggcDkx2Hp9cVIPIi4R-oYt7sX5-hMsskCdZVh62ofr_NF1AS043SyUcNDN9H0KWg-Fhddz0493UY8n7bxACLUTE&amp;user=ULHlLc4AAAAJ" target="_blank" rel="noopener">Google Scholar</a></p> <!-- Tombol Submit --> <p style="margin: 6px 0 0 0;"><a class="btn-submit" style="display: inline-block; background: linear-gradient(135deg, #007362, #024138); color: white; padding: 5px 10px; text-decoration: none; font-weight: bold; border-radius: 5px; box-shadow: 0 2px 5px rgba(0, 0, 0, 0.2); font-size: 13px; transition: 0.3s;" href="https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats/about/submissions" target="_blank" rel="noopener"> Submit your manuscript</a></p> </div> </div> Fakultas Tarbiyah dan IImu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak en-US At-Turats 2502-8359 Integrating Islamic Values into Indonesian Language Instruction: Developing Polite Communication among Elementary School Students https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats/article/view/5003 <p>The phenomenon of declining communication politeness among elementary school students shows the importance of value-based learning strategies. This article discusses how Indonesian language learning can enhance Islamic values and foster polite communication skills among learners. This research uses qualitative techniques with a case study design at SD Negeri Cipondoh Makmur, which combines observation, interviews, and documentation on learners, teachers, and parents. Language skills (listening, reading and viewing, speaking and presenting, and writing) are combined with the values of qaulan sadida (truthful speech), qaulan ma'rufa (good speech), and qaulan layyina (gentle speech). The research findings show that this learning technique not only improves language skills but also develops communication ethics and learners' character in an Islamic social environment. The role of the teacher as a model of civilized communication proved important in increasing learners' awareness and habituation to polite behavior in the classroom and at home. Thus, the integration of Islamic values into Indonesian language learning strengthens character building in line with religious teachings.</p> <p><em>Fenomena menurunnya kesantunan berkomunikasi peserta didik sekolah dasar menunjukkan pentingnya strategi pembelajaran berbasis nilai. Artikel ini membahas tentang bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan nilai-nilai Islam dan menumbuhkan keterampilan berkomunikasi santun di kalangan peserta didik. Penelitian ini menggunakan teknik kualitatif dengan desain studi kasus di SD Negeri Cipondoh Makmur, yang menggabungkan observasi, wawancara, dan dokumentasi pada peserta didik, guru, dan orang tua. Keterampilan berbahasa (menyimak, membaca dan memirsa, berbicara dan mempresentasikan, dan menulis) dipadukan dengan nilai-nilai qaulan sadida (ucapan yang benar), qaulan ma'rufa (ucapan yang baik), dan qaulan layyina (ucapan yang lembut). Temuan penelitian menunjukkan bahwa teknik pembelajaran ini tidak hanya meningkatkan keterampilan berbahasa tetapi juga mengembangkan etika komunikasi dan karakter peserta didik dalam lingkungan sosial Islam. Peran guru sebagai model komunikasi yang beradab terbukti penting dalam meningkatkan kesadaran dan pembiasaan peserta didik terhadap perilaku santun di kelas dan di rumah. Dengan demikian, integrasi nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia memperkuat pembentukan karakter yang selaras dengan ajaran agama.</em></p> Siti Fatimatuz Zahro Putri Rahayu S Miftachudin Miftachudin Copyright (c) 2025 Siti Fatimatuz Zahro, Putri Rahayu S, Miftachudin Miftachudin https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2025-09-02 2025-09-02 19 2 134 146 10.24260/atturats.v19i2.5003 Islamic Education from the Earliest Stage: A Study on Fetal Religious Development in the Perspective of Islam and Acehnese Culture https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats/article/view/5004 <p>This article discusses religious development at fetal age from an Islamic perspective, highlighting the importance of spiritual values instilled from the early stages of life in the womb. In Islam, the process of human creation starts from <em>nuthfah</em> (a drop of water) which then develops into ‘<em>alaqah</em> (a clot of blood) and <em>mudghah</em>. This research uses a qualitative method with a literature study approach, which includes analysis of Qur'anic texts, as well as related literature that discusses fetal development and religious education. The purpose of this study is to explain the process of human fetal creation in the Islamic perspective and its influence on religious education at the fetal age in shaping children's character, increasing parents' awareness of the importance of instilling religious values at the fetal age, as well as providing scientific references for further research. The results show that interaction between the mother and the fetus, through dialogue, recitation of holy verses, and teaching of religious values, can have a positive impact on the spiritual development of the fetus. This article also emphasizes that every individual has the potential to recognize and worship Allah SWT, even before birth. This article invites parents to take an active role in instilling religious values from the womb in order to create children who have good character and personality.</p> <p><em>Artikel ini membahas perkembangan agama pada usia janin dalam perspektif Islam, menyoroti pentingnya nilai-nilai spiritual yang ditanamkan sejak tahap awal kehidupan di dalam rahim. Dalam Islam, proses penciptaan manusia dimulai dari nuthfah (setetes air) yang kemudian berkembang menjadi ‘alaqah (segumpal darah) dan&nbsp; mudghah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur, yang mencakup analisis terhadap teks-teks Al-Qur'an,&nbsp; serta literatur terkait yang membahas perkembangan janin dan pendidikan agama. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan proses penciptaan janin manusia dalam perspektif Islam dan pengaruhnya terhadap pendidikan agama pada usia janin dalam membentuk karakter anak, meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai agama pada usia janin, serta memberikan rujukan ilmiah untuk penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara ibu dan janin, melalui dialog, pembacaan ayat-ayat suci, dan pengajaran nilai-nilai agama, dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan spiritual janin. Artikel ini juga menegaskan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk mengenal dan beribadah kepada Allah SWT, bahkan sebelum lahir.&nbsp; artikel ini mengajak para orang tua untuk aktif berperan dalam menanamkan nilai-nilai agama sejak dalam kandungan demi menciptakan anak yang memiliki karakter dan kepribadian&nbsp;yang&nbsp;baik.</em></p> Bagas Nirwana Selian Miftahul Jannah Copyright (c) 2025 Bagas Nirwana Selian, Miftahul Jannah https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2025-09-02 2025-09-02 19 2 147 158 10.24260/atturats.v19i2.5004 Internalization Of Tolerance Values In Religious Moderation At State Middle School 2 Purwokerto https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats/article/view/5005 <p>Religious moderation in the world of education provides a balanced value in responding to religious differences and extremism. The discussion on the value of tolerance in religious moderation is an interesting context to research, especially in schools with students from different religious backgrounds. This research argues that the value of tolerance, which includes acceptance of differences, whether in terms of culture , beliefs, or political views, can create a harmonious environment amidst the diversity that exists in the school environment. This study raises the question of how the value of tolerance in religious moderation is internalized at SMP Negeri 2 Purwokerto. To answer these questions, this study employed qualitative research with data collection techniques through interviews, observation, and documentation, based on Lukman Hakim's theory, which emphasizes the values of balance and tolerance in religious life. The findings of this study indicate that the internalization of tolerance values has grown among students of SMP Negeri 2 Purwokerto in a multicultural environment, which is applied through actions of loving, respecting, and appreciating differences. This study recommends further review of the implementation of tolerance values in schools. others in order to gain a more comprehensive understanding of the process of internalizing the value of tolerance in the context of religious moderation.</p> <p><em>Moderasi beragama dalam bidang pendidikan memegang peran penting dalam membangun perspektif yang seimbang dalam merespons perbedaan agama dan ekstremisme. Pembahasan mengenai nilai toleransi dalam kerangka moderasi beragama merupakan topik penelitian yang menarik, khususnya di sekolah dengan peserta didik yang memiliki latar belakang agama yang beragam. Penelitian ini berpendapat bahwa toleransi—yang mencakup penerimaan terhadap perbedaan budaya, keyakinan, dan pandangan politik—dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis di tengah keberagaman yang ada di lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana nilai-nilai toleransi dalam moderasi beragama diinternalisasikan di SMP Negeri 2 Purwokerto. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kajian ini merujuk pada teori Lukman Hakim yang menekankan pentingnya nilai keseimbangan dan toleransi dalam kehidupan beragama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai toleransi telah terinternalisasi di kalangan peserta didik SMP Negeri 2 Purwokerto dalam lingkungan yang multikultural. Nilai-nilai tersebut diwujudkan melalui sikap saling mengasihi, menghormati, dan menghargai perbedaan. Penelitian ini merekomendasikan kajian lebih lanjut terkait implementasi nilai-nilai toleransi di sekolah lain guna memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai proses internalisasi nilai toleransi dalam konteks moderasi beragama.</em></p> Mar'atu Sholihah Fatimah Azzahra Karimah Copyright (c) 2025 Mar'atu Sholihah, Fatimah Azzahra Karimah https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2025-09-02 2025-09-02 19 2 159 169 10.24260/atturats.v19i2.5005 From QS Luqman Verses 13–19: Weighing the Roles of Parents and Teachers in Moral Education https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats/article/view/4982 <p>This study focuses on moral education by examining the roles of parents and teachers through the lens of QS. Luqman verses 13–19. The point of departure is the recognition that Islamic education is not merely concerned with cognitive achievement but fundamentally aims to cultivate holistic human beings balanced in faith, worship, and social ethics. The central argument of this research is that moral education must serve as the foremost priority in every educational process, as it constitutes the foundation for all forms of intellectual attainment. The research employs a descriptive qualitative method with a literature-based approach. Primary data are drawn from QS. Luqman verses 13–19, while secondary data are obtained from relevant scholarly works, including journals, books, and other academic documents. Data analysis was carried out through processes of condensation, presentation, and conclusion drawing, thereby yielding a comprehensive understanding of the theme under study. The findings demonstrate that parents play crucial roles through guidance, motivation, role modeling, and supervision in shaping children’s moral foundations from an early age. Teachers extend this formative process within the school environment through instruction, exemplary conduct, and the cultivation of an educational atmosphere conducive to ethical development. When these two roles operate in synergy, Qur’anic values can be instilled consistently and comprehensively. QS. Luqman verses 13–19 provide a normative framework that emphasizes monotheism (tauhid), filial piety, divine accountability, disciplined worship, enjoining good and forbidding evil, patience, and humility in social interaction. The significance of this study for the discourse of Islamic Religious Education lies in its affirmation that Islamic education must transcend the mere transmission of knowledge and move toward the formation of character. This research reasserts the importance of integrating family and school education in moral development while offering a Qur’anic foundation for strengthening both curriculum and praxis in contemporary Islamic education.</p> <p><em>Penelitian ini berfokus pada pendidikan akhlak dengan menelaah peran orang tua dan guru melalui perspektif QS. Luqman ayat 13–19. Titik tolak kajian ini adalah pengakuan bahwa pendidikan Islam tidak hanya berkaitan dengan pencapaian kognitif, melainkan secara mendasar bertujuan membentuk manusia seutuhnya seimbang dalam iman, ibadah, dan etika sosial. Argumen utama penelitian ini menegaskan bahwa pendidikan akhlak harus menjadi prioritas utama dalam setiap proses pendidikan, sebab akhlak merupakan fondasi bagi seluruh bentuk pencapaian intelektual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kepustakaan. Data primer bersumber dari QS. Luqman ayat 13–19, sedangkan data sekunder diperoleh dari karya-karya ilmiah relevan, seperti jurnal, buku, dan dokumen akademik lainnya. Analisis data dilakukan melalui tahapan kondensasi, penyajian, dan penarikan kesimpulan, sehingga menghasilkan pemahaman yang komprehensif terhadap tema yang dikaji.Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua memiliki peran penting melalui bimbingan, motivasi, keteladanan, dan pengawasan dalam membentuk dasar moral anak sejak usia dini. Guru melanjutkan proses pembentukan ini di lingkungan sekolah melalui pengajaran, teladan, serta penciptaan suasana pendidikan yang kondusif bagi perkembangan etika. Ketika kedua peran ini berjalan secara sinergis, nilai-nilai Al-Qur’an dapat ditanamkan secara konsisten dan menyeluruh. QS. Luqman ayat 13–19 memberikan kerangka normatif yang menekankan tauhid, berbakti kepada orang tua, kesadaran akan pertanggungjawaban di hadapan Allah, kedisiplinan dalam ibadah, amar ma’ruf nahi munkar, kesabaran, dan kerendahan hati dalam interaksi sosial. Signifikansi penelitian ini bagi wacana Pendidikan Agama Islam terletak pada penegasannya bahwa pendidikan Islam harus melampaui sekadar transfer pengetahuan dan bergerak menuju pembentukan karakter. Penelitian ini menegaskan pentingnya integrasi pendidikan keluarga dan sekolah dalam pembinaan akhlak, sekaligus menawarkan landasan Qur’ani untuk memperkuat kurikulum dan praksis pendidikan Islam kontemporer.</em></p> Siti Fatmawati Copyright (c) 2025 Siti Fatmawati https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2025-09-02 2025-09-02 19 2 170 179 10.24260/atturats.v19i2.4982 An Analysis of the Impact of the Independent Curriculum Education Policy on the Learning Quality of SDIT Banten Islamic School Students https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats/article/view/5011 <p>This study aims to analyze the impact of education policies, especially the Independent Curriculum, on the quality of student learning at SDIT Banten Islamic School. The method used was qualitative research with a descriptive approach, involving interviews and observations of the principal and three educators. The results of the study show that the implementation of the Independent Curriculum provides flexibility in learning, but also faces challenges such as human resource readiness, time constraints, and changes in the evaluation system. These findings indicate that while these policies aim to improve the quality of education, their effectiveness is still hampered by a lack of training for teachers and adequate infrastructure support. The implications of this study emphasize the need for collaboration between the government, educational institutions, and the community to ensure that education policies can be implemented effectively. In addition, continuous evaluation of policies is needed to adapt to the needs and challenges faced on the ground. This research is expected to provide insight for education policy makers and practitioners in optimizing education policies to achieve better and sustainable goals.</p> <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan pendidikan, khususnya Kurikulum Merdeka, terhadap kualitas pembelajaran siswa di SDIT Banten Islamic School. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melibatkan wawancara dan observasi terhadap kepala sekolah dan tiga tenaga pendidik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran, namun juga menghadapi tantangan seperti kesiapan sumber daya manusia, keterbatasan waktu, dan perubahan sistem evaluasi. Temuan ini mengindikasikan bahwa meskipun kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, efektivitasnya masih terhambat oleh kurangnya pelatihan bagi guru dan dukungan infrastruktur yang memadai. Implikasi dari penelitian ini menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk memastikan kebijakan pendidikan dapat diimplementasikan secara efektif. Selain itu, evaluasi berkelanjutan terhadap kebijakan diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi di lapangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pemangku kebijakan dan praktisi pendidikan dalam mengoptimalkan kebijakan pendidikan untuk mencapai tujuan yang lebih baik dan berkelanjutan.</em></p> Aqila Azharrani Ibtihal Maharani Windu Utami Kurnia Alkafi Abdul Mu’in Moch Mu’izzuddin Copyright (c) 2025 Aqila Azharrani Ibtihal, Maharani Windu Utami, Kurnia Alkafi, Abdul Mu’in, Moch Mu’izzuddin https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ 2025-09-08 2025-09-08 19 2 180 193 10.24260/atturats.v19i2.5011 Virtual Reality-Based Interactive Learning Media For Fiqh Ibadah In Indonesian Islamic Education: A Systematic Literature Review https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats/article/view/5037 <p>Technological advancements continue to drive innovation across various fields, including Islamic religious education. One promising innovation is the use of Virtual Reality (VR) as an interactive learning medium. In the context of fiqh ibadah, this technology offers a more immersive and applicable learning experience, particularly for worship practices such as Hajj and Umrah. This study employs a systematic literature review method to explore the implementation of VR-based learning media in Islamic education. A total of 20 peer-reviewed articles from national and international journals published within the last five years were analyzed. The selection criteria included: relevance to fiqh ibadah, incorporation of VR technology, and contextual relevance to Islamic education in Indonesia. This review examines the advantages and challenges of using VR, the relevance of VR in simulating worship practices, and the stages involved in designing VR-based interactive learning media. The findings are expected to contribute to the development of innovative, contextual, and relevant learning tools for the digital era.</p> <p><em>Kemajuan teknologi terus mendorong lahirnya inovasi di berbagai bidang, termasuk pendidikan agama Islam. Salah satu inovasi yang menjanjikan adalah pemanfaatan Virtual Reality (VR) sebagai media pembelajaran interaktif. Dalam konteks fikih ibadah, teknologi ini menawarkan pengalaman belajar yang lebih imersif dan aplikatif, khususnya pada praktik ibadah seperti haji dan umrah. Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review untuk menelaah implementasi media pembelajaran berbasis VR dalam pendidikan Islam. Sebanyak 20 artikel yang telah ditelaah sejawat, baik dari jurnal nasional maupun internasional yang terbit dalam lima tahun terakhir, dianalisis. Kriteria seleksi mencakup relevansi dengan fikih ibadah, keterlibatan teknologi VR, serta keterkaitannya dengan konteks pendidikan Islam di Indonesia. Kajian ini menyoroti keunggulan dan tantangan penggunaan VR, relevansi VR dalam mensimulasikan praktik ibadah, serta tahapan perancangan media pembelajaran interaktif berbasis VR. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan media pembelajaran yang inovatif, kontekstual, dan relevan dengan kebutuhan pendidikan di era digital.</em></p> M. Slamet Yahya Novala Arum Salsabillah Muhammad Umar Ibnu Malik Copyright (c) 2025 M. Slamet Yahya, Novala Arum Salsabillah, Muhammad Umar Ibnu Malik https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-09-17 2025-09-17 19 2 194 205 10.24260/atturats.v19i2.5037 Reflective Practice in Islamic Teacher Education: Insights from PAI Teaching Practicum for the Formation of Professional and Pedagogical Identity https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats/article/view/5051 <p>This article examines the development of professionalism among prospective Islamic Education (PAI) teachers through reflection on their experiences in the <em>PAI Teaching Practicum</em> course at the State Institute for Islamic Studies (IAIN) Pontianak. Amid the global challenges faced by Islamic teacher education which demands pedagogical competence, spiritual integrity, and adaptability to change this study highlights how practicum-based reflection functions as a medium for shaping professional identity grounded in Islamic values.Using a qualitative approach with thematic analysis of written reflections from sixth-semester students, the research identifies five key themes: (1) the creation of a humanistic and supportive learning environment; (2) the effectiveness of simulation and microteaching in developing technical competence; (3) enhanced self-awareness and reflective ability; (4) the growth of empathy and responsibility through collaborative learning; and (5) the challenges posed by limited digital media and practicum time.The study asserts that reflection within the practicum process not only enhances teaching competence but also strengthens the ethical and spiritual foundations of prospective PAI teachers. These findings contribute conceptually to the discourse on reflective Islamic education and offer practical directions for developing an integrative, adaptive, and value-based PAI curriculum.</p> <p><em>Artikel ini mengkaji pembentukan profesionalisme calon guru Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui refleksi atas pengalaman mereka dalam mata kuliah Praktikum Pembelajaran PAI di IAIN Pontianak. Di tengah tantangan global pendidikan guru Islam yang menuntut kompetensi pedagogik, spiritual, dan adaptif terhadap perubahan, studi ini menyoroti bagaimana refleksi berbasis praktikum berperan sebagai sarana pembentukan identitas profesional yang berkarakter Islami. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis tematik terhadap refleksi tertulis mahasiswa semester VI, penelitian ini menemukan lima tema utama: (1) terciptanya suasana belajar humanis dan suportif, (2) efektivitas simulasi dan microteaching dalam membangun kompetensi teknis, (3) peningkatan kesadaran diri dan kemampuan reflektif, (4) tumbuhnya empati dan tanggung jawab melalui pembelajaran kolaboratif, serta (5) tantangan keterbatasan media digital dan waktu praktikum. Studi ini menegaskan bahwa refleksi dalam praktikum tidak hanya meningkatkan kompetensi mengajar, tetapi juga memperkuat landasan etis dan spiritual calon guru PAI. Temuan ini memberikan kontribusi konseptual terhadap wacana pendidikan Islam reflektif dan menawarkan arah praktis bagi pengembangan kurikulum PAI yang integratif, adaptif, dan berbasis nilai.</em></p> M. Iqbal Arraziq Nurchalis Nurchalis Copyright (c) 2025 M. Iqbal Arraziq, Nurchalis Nurchalis https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-10-20 2025-10-20 19 2 206 217 10.24260/atturats.v19i2.5051 Conceptual Study of Integrated Learning in the Application of PAI Education and Science in Madrasah Ibtidaiyah https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats/article/view/5170 <p>Based on the results of a literature review covering the period from 2021 to 2024, it can be concluded that integrated learning in the subjects of Islamic Religious Education (PAI) and Science is an effective approach in creating a holistic, contextual, and meaningful educational process. This model plays an important role in connecting religious values with scientific concepts, so that learning does not only focus on cognitive aspects but also strengthens the affective and spiritual dimensions of students. Through the implementation of integrated learning, students are able to understand scientific knowledge rationally while internalizing moral and religious values in their daily lives. The findings indicate that this strategy is capable of developing students' critical, reflective, and analytical thinking skills, as well as enhancing learning motivation through the linkage of subject matter with real-life contexts. Furthermore, the integration between PAI and Science has proven effective in shaping students' character to become religiously observant, rational thinkers, and scientifically grounded individuals. Integrated learning provides more relevant and engaging learning experiences by connecting spiritual knowledge with empirical phenomena that are close to students' lives. Therefore, integrated learning can be considered an innovative model for improving the quality of education in madrasahs. This approach not only strengthens academic competence but also balances the development of spiritual, intellectual, and moral aspects harmoniously, thereby supporting the realization of comprehensive goals of Islamic education.</p> <p><em>Berdasarkan hasil kajian literatur yang mencakup periode 2021–2024, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Sains merupakan pendekatan yang efektif dalam menciptakan proses pendidikan yang holistik, kontekstual, dan bermakna. Model ini berperan penting dalam menghubungkan nilai-nilai keagamaan dengan konsep-konsep ilmiah, sehingga pembelajaran tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga memperkuat dimensi afektif dan spiritual peserta didik. Melalui penerapan pembelajaran terpadu, peserta didik mampu memahami pengetahuan ilmiah secara rasional sekaligus menginternalisasi nilai-nilai moral dan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.Temuan penelitian menunjukkan bahwa strategi ini mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, reflektif, dan analitis peserta didik, serta meningkatkan motivasi belajar melalui keterkaitan antara materi pelajaran dan konteks kehidupan nyata. Selain itu, integrasi antara PAI dan Sains terbukti efektif dalam membentuk karakter peserta didik yang religius, berpikir rasional, dan memiliki landasan keilmuan yang kuat. Pembelajaran terpadu juga memberikan pengalaman belajar yang lebih relevan dan menarik karena mengaitkan pengetahuan spiritual dengan fenomena empiris yang dekat dengan kehidupan siswa.Dengan demikian, pembelajaran terpadu dapat dipandang sebagai model inovatif dalam meningkatkan mutu pendidikan di madrasah. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat kompetensi akademik, tetapi juga menyeimbangkan perkembangan aspek spiritual, intelektual, dan moral secara harmonis, sehingga mendukung terwujudnya tujuan pendidikan Islam yang komprehensif.</em></p> Syifa Adilla Zahra Agus Pahrudin Agus Jatmiko Koderi Koderi Imam Syafe'i Copyright (c) 2025 Syifa Adilla Zahra, Agus Pahrudin, Agus Jatmiko, Coding Coding, Imam Syafe'i https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-11-12 2025-11-12 19 2 218 231 10.24260/atturats.v19i2.5170 The Process of Developing the Islamic Religious Education Curriculum in Schools and Madrasah https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats/article/view/5171 <p>This research aims to provide a scientific contribution to the development of the curriculum in Madrasahs as a response to the dynamics of changing times that affect various aspects of life, especially in the field of education. Social and technological advancements require innovation and adjustments to the education system, particularly in the curriculum as the main foundation in the learning process. In the context of Madrasah education, curriculum development is strategically important because this institution not only focuses on religious education but must also produce graduates who are flexible, competitive, and aligned with global demands, while upholding Islamic spiritual values. This research applies a qualitative approach with the library research method through an examination of various literature sources related to the research topic. The literature data analysis techniques used include content analysis to identify main patterns and themes from literature documents, comparative analysis to compare curriculum development models between countries or institutions, and thematic analysis to group data based on themes such as technological innovation and spiritual values. The analysis shows that curriculum development includes several crucial stages, such as establishing a development model, evaluating needs and situational context, formulating general and specific objectives (objectives, aims, goals), arranging teaching materials, implementing the curriculum, as well as assessment and feedback on the results of implementation. Furthermore, it was found that most educators still need improvement in their ability to implement the Merdeka Curriculum. Factors such as facilities and infrastructure, as well as the utilization of modern educational technology, for example gamification, also influence the effectiveness of curriculum implementation. Conceptually, this research suggests that the Islamic Religious Education curriculum be designed to be more adaptive, contextual, and capable of integrating religious values with current educational challenges and needs. The results of this research have practical implications for Madrasahs and related parties, such as improving the quality of education through intensive training for educators to master the implementation of the Merdeka Curriculum, including the use of educational technology like gamification to make learning more engaging and effective. Madrasahs can allocate budgets to improve facilities and infrastructure, such as digital laboratories or e-learning platforms, to support the integration of Islamic spiritual values with global challenges. Furthermore, these implications encourage collaboration among Madrasahs to share best practices in curriculum development, so that graduates become more flexible and competitive in the digital era. For related parties such as the Ministry of Religious Affairs and local governments, it is recommended that national policies be strengthened through the preparation of standard guidelines for the development of more adaptive Madrasah curricula, incorporating elements of technological innovation and regular evaluations of their implementation. These policies can include the allocation of special funds for teacher training, infrastructure procurement, and incentives for Madrasahs that successfully integrate Islamic values with modern educational needs. Additionally, regulations are needed to monitor and evaluate the effectiveness of the curriculum nationally, to ensure that Madrasahs can produce graduates ready to compete globally while maintaining their spiritual identity.</p> <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk memberikan sumbangan ilmiah dalam pengembangan kurikulum di Madrasah sebagai jawaban atas dinamika perubahan zaman yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, terutama di bidang pendidikan. Kemajuan sosial dan teknologi mengharuskan adanya inovasi dan penyesuaian sistem pendidikan, khususnya pada kurikulum sebagai fondasi utama dalam proses belajar. Dalam lingkup pendidikan Madrasah, pengembangan kurikulum sangat penting secara strategis karena institusi ini tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga harus menghasilkan lulusan yang fleksibel, bersaing, dan sesuai dengan tuntutan global, sambil tetap menjunjung nilai-nilai spiritual Islam. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka (library research) melalui kajian terhadap berbagai sumber literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. Teknik analisis data pustaka yang digunakan meliputi content analysis untuk mengidentifikasi pola dan tema utama dari dokumen literatur, comparative analysis untuk membandingkan model pengembangan kurikulum antarnegara atau institusi, serta thematic analysis untuk mengelompokkan data berdasarkan tema-tema seperti inovasi teknologi dan nilai spiritual. Analisis menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum mencakup beberapa tahap krusial, seperti penetapan model pengembangan, evaluasi kebutuhan dan konteks situasional, penyusunan tujuan umum dan spesifik (objectives, aims, goals), pengaturan materi ajar, implementasi kurikulum, serta penilaian dan pemberian masukan terhadap hasil penerapan. Lebih lanjut, ditemukan bahwa sebagian besar tenaga pendidik masih membutuhkan peningkatan kemampuan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Faktor seperti sarana prasarana dan pemanfaatan teknologi pendidikan modern, misalnya gamifikasi, juga turut memengaruhi efektivitas pelaksanaan kurikulum. Secara konseptual, penelitian ini menyarankan agar kurikulum Pendidikan Agama Islam dirancang lebih adaptif, kontekstual, dan mampu mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan tantangan serta kebutuhan pendidikan saat ini. Hasil penelitian ini memiliki implikasi praktis bagi Madrasah dan pihak terkait, seperti meningkatkan kualitas pendidikan melalui pelatihan intensif bagi tenaga pendidik untuk menguasai implementasi Kurikulum Merdeka, termasuk penggunaan teknologi pendidikan seperti gamifikasi untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan efektif. Madrasah dapat mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki sarana prasarana, seperti laboratorium digital atau platform e-learning, guna mendukung integrasi nilai spiritual Islam dengan tantangan global. Selain itu, implikasi ini mendorong kolaborasi antar-Madrasah untuk berbagi praktik terbaik dalam pengembangan kurikulum, sehingga lulusan menjadi lebih fleksibel dan kompetitif di era digital. Untuk pihak terkait seperti Kementerian Agama dan pemerintah daerah, disarankan agar kebijakan nasional diperkuat melalui penyusunan panduan standar pengembangan kurikulum Madrasah yang lebih adaptif, dengan memasukkan elemen inovasi teknologi dan evaluasi berkala terhadap implementasinya. Kebijakan ini dapat mencakup alokasi dana khusus untuk pelatihan guru, pengadaan infrastruktur, dan insentif bagi Madrasah yang berhasil mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan kebutuhan pendidikan modern. Selain itu, diperlukan regulasi untuk memantau dan mengevaluasi efektivitas kurikulum secara nasional, guna memastikan Madrasah mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing global sambil menjaga identitas spiritual.</em></p> Wiwin Sunita Agus Pahrudin Agus Jatmiko Koderi Koderi Imam Syafe'i Copyright (c) 2025 Wiwin Sunita, Agus Pahrudin, Agus Jatmiko, Koderi Koderi, Imam Syafe'i https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-11-13 2025-11-13 19 2 232 246 10.24260/atturats.v19i2.5171 Benefits of the MBKM Student Exchange Program in Improving the Quality of Islamic Education in UIN Syarif Hidayatullah Jakarta https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/at-turats/article/view/5206 <p>Globalization creates both positive opportunities and significant challenges, particularly for a growing number of people in the productive age. These individuals must adapt not only to innovation but also to compete for jobs as technological advances rapidly and systematically replace human labor. Consequently, adapting to these developments is essential for both individuals and organizations to remain relevant and competitive in the evolving global landscape. In response, the government, through the Ministry of Religious Affairs and the Ministry of Education, Culture, and Higher Education, has established a student exchange program called Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). There are eight types of programs launched, one of which is the MBKM student exchange program for students to study abroad. This research will analyze the power of knowledge emphasized by Michel Foucault in exploring the benefit of MBKM. Practically, the program aims to prepare talented young people to be globally competitive, literate in technological developments, and learn about various cultures worldwide. This program has a rigorous and transparent selection process for applicants to participate in the MBKM student exchange program to select students who can truly represent Indonesia with a good understanding and sense of responsibility. Qualitative research methods were used in this study. From this method, it was found the MBKM student exchange program was successfully implemented at UIN Jakarta, indicating Islamic education quality is excellent and globally recognized, as evidenced by the successful participation of 34 students in this program. This program demonstrates the government's commitment to educating the nation's children to realize a golden Indonesia.</p> <p><em>Globalisasi menuntut semua pihak untuk mengikuti perubahan zaman ke arah yang positif, namun penuh tantangan akibat meningkatnya jumlah anak muda dengan usia produktif yang membutuhkan pekerjaan dan harus bersaing pula dengan kemajuan teknologi yang pesat dan terstruktur yang dapat menggantikan tenaga manusia. Untuk itu sangat perlu beradaptasi dengan semua perubahan yang terjadi agar tidak terlindas oleh zaman. Dalam menghadapi hal tersebut pemerintah melalui Kementeria Agama dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Pendidkan Tinggi mengadakan pertukaran pelajar atau disebut dengan istilah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ada delapan macam program yang dicanangkan pemerintah, salah satunya adalah MBKM pertukaran pelajar bagi mahasiwa ke kampus luar negeri. Tujuan adanya program ini untuk menyiapkan tunas bangsa yang bertalenta agar memiliki daya saing global, melek terhadap perkembangan teknologi dan belajar berbagai budaya dari seluruh negera. Program ini memiliki seleksi yang ketat dan transparan dalam seleksi penerimaannya agar dapat mengikuti program MBKM pertukaran pelajar ke luar negeri, demi terjaringnya mahasiswa yang benar benar bisa memperkenalkan Indonesia dengan pemahaman yang bagus serta bertanggung jawab. Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Dari metode tersebut ditemukan bahwa, program MBKM pertukaran pelajar berhasil berjalan di lingkungan UIN Jakarta mengindikasikan bahwa mutu pendidikan islam sangat baik dan diakui secara global seiring dengan berhasilnya 34 mahasiswa mengikuti program ini. adanya program ini, terlihat pula kesungguhan pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa demi mewujudkan Indonesia emas.</em></p> Eska Dwipayana Pulungan Muhamad Adian Firnas Haniah Hanafie Copyright (c) 2025 Eska Dwipayana Pulungan, Muhamad Adian Firnas, Haniah Hanafie https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-11-20 2025-11-20 19 2 247 256 10.24260/atturats.v19i2.5206