POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DI ERA DIGITAL: ANALISIS QURANIC PARENTING TERHADAP Q.S YUSUF [12]:4-6
DOI:
https://doi.org/10.24260/mafatih.v2i1.722Keywords:
Parenting, Communication, Q.S Yusuf: 4-6Abstract
Abstract
This paper talks about the analysis of Qur'anic parenting in Q. S Yusuf: 4-6 and its relation to the communication patterns of parents and children in the digital era. The results of this study show that in today's digital era, many parents use communication patterns laissez-faire, where parents rarely interact with children, because of the impact of the full freedom given to children in using gadgets that result in parental relationships and children often experience miscommunication. Therefore, it is necessary to imitate the communication patterns applied by Yusuf and Ya'qub which use interpersonal communication patterns with an interactive model, which means that there is an open attitude, mutual trust and emotional closeness between Yusuf and his father, Ya'qub. This is evidenced by Yusuf call to his father who uses the pronunciation "ya abati", and so does Ya'qub who calls his son with the pronunciation "ya bunayya", a call that shows love, intimacy, tenderness and compassion. From the communication pattern in QS Yusuf: 4-6, it also teaches meekness, courtesy, obedience and respect for parents, attention and affection for children, and freedom of opinion. In addition, basically the Quran itself has taught the principles of communication ethics that parents can apply when communicating with children, such as qawlan ma'rufah, qawlan layyinan, qawlan balighan, qawlan ma'rufan, qawlan sadidan, and qawlan maysuran. . This is related to the current context, when parents apply the communication patterns taught in QS Yusuf: 4-6, the relationship between parents and children will be harmonious. Children will always need to interact with their parents and make them a problem solver in every problem they face, not tell their problems through social media. So, what is the ideal for every family, namely becoming a family sakinah mawaddah wa rahmah can really be realized.
Tulisan ini berbicara tentang analisis Qur’anic Parenting dalam Q. S Yusuf: 4-6 dan kaitannya dengan pola komunikasi orang tua dan anak di era digital. Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa di era digital saat ini, banyak orang tua menggunakan pola komunikasi yang bersifat laissez-faire, di mana orang tua jarang berinteraksi dengan anak, karena dampak dari kebebasan penuh yang diberikan kepada anak dalam menggunakan gadget yang mengakibatkan hubungan orang tua dan anak sering terjadi miskomunikasi. Oleh karena itu, perlu mencontoh pola komunikasi yang diterapkan Yusuf dan Ya’qub yang menggunakan pola komunikasi interpersonal dengan model interaktif, artinya adanya sikap terbuka, saling percaya serta kedekatan emosional antara Yusuf dan ayahnya, Ya’qub. Hal ini dibuktikan dengan panggilan Yusuf kepada ayahnya yang mengguanakn lafal “ya abati”, dan begitupun juga Ya’qub yang memanggil anaknya dengan lafal “ya bunayya”, yaitu panggilan yang menunjukan cinta, kemesraan, kelembutan dan penuh kasih sayang. Dari pola komunikasi dalam Q.S Yusuf: 4-6, juga mengajarkan tentang sikap lemah lembut, sopan santun, patuh dan hormat kepada orang tua, perhatian dan kasih sayang kepada anak, dan kebebasan berpendapat. Selian itu, pada dasarnya al-Qur’an sendiri sudah mengajarkan prinsip etika berkomunikasi yang bisa diterapkan oleh orang tua ketika berkomunikasi dengan anak, seperti qawlan ma’rufah, qawlan layyinan, qawlan balighan, qawlan ma’rufan, qawlan sadidan, dan qawlan maysuran. Kaitannya dengan konteks saat sekarang ini, ketika orang tua menerapkan pola komunikasi yang diajarkan dalam Q.S Yusuf: 4-6, maka hubungan orang tua dan anak akan terjalin harmoni. Anak akan selalu butuh berinterkasi dengan orang tua dan menjadikan mereka sebagai problem solver di setiap masalah yang dihadapinya, bukan menceritakan masalahnya lewat media sosial. Sehingga, apa yang menjadi cita-cita bagi setiap keluarga yaitu menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah benar-benar bisa terealisasikan.