Relevansi Konsep 'Afw dan Ishlah dalam Fikih Siyasah bagi Reformasi Kebijakan Amnesti di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.24260/klr.v6i2.5099Keywords:
'Afw, Ishlah, Fikih Siyasah, Abolisi, Amnesti, Maslahah 'Ammah, Politik HukumAbstract
Pemberian abolisi dan amnesti kepada tokoh politik di Indonesia kerap menjadi episentrum polemik yang membelah opini publik dan menyoroti ambiguitas dalam kerangka hukum nasional. Kewenangan Presiden yang diatur dalam Pasal 14 UUD 1945, yang pelaksanaannya masih bergantung pada Undang-Undang Darurat No. 11 Tahun 1954, menciptakan ruang diskresi yang luas dan rentan terhadap politisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menawarkan kerangka kerja konseptual dari Fikih Siyasah (hukum tata negara Islam) sebagai solusi untuk mengisi kekosongan normatif tersebut. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis-normatif dan pendekatan kualitatif, artikel ini menganalisis secara mendalam konsep 'Afw (pemaafan oleh penguasa) dan Ishlah (rekonsiliasi) sebagai landasan filosofis dan yuridis bagi kebijakan pengampunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerangka 'Afw-Ishlah yang berlandaskan pada prinsip maslahah 'ammah (kemaslahatan publik) secara konseptual lebih unggul daripada frasa "kepentingan Negara" yang multitafsir. Konsep ini menyediakan parameter etis yang jelas, mengikat tindakan pemaafan pada tujuan luhur rekonsiliasi nasional, dan menetapkan batasan yang tegas. Penelitian ini merekomendasikan reformasi legislatif untuk menggantikan UU Darurat No. 11 Tahun 1954 dengan undang-undang baru yang mengadopsi prinsip kemaslahatan berkeadilan, memperkuat mekanisme konsultasi (syura), dan melarang
References
Ahmad, A. (2021). Purifikasi Pemberian Amnesti Dan Abolisi: Suatu Ikhtiar Penyempurnaan Undang Undang Dasar 1945. Ius Civile: Refleksi Penegakan Hukum Dan Keadilan, 5(2), 93–111. https://doi.org/10.35308/jic.v5i2.2547
Al-Dawoody, A. (2011). The Islamic Law of War Justifications and Regulations. In Palgrave Series in Islamic Theology, Law (ITL) (pp. 1–338). Palgrave Macmillan.
Alfaini, M. (2022). ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP PERTIMBANGAN DPR RI DALAM PEMBERIAN AMNESTI [UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH]. https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/32828/1/MIATU ALFAINI.pdf
Amin, S., Akhyar Al Farabi, F., & Al-Amin, F. A. (2025). APOSTASY BETWEEN FIQH SIYASAH AND HUMAN RIGHTS : A CRITICAL STUDY OF THE STATUS AND SANCTIONS OF APOSTASY IN ISLAMIC LAW. Journal of Islamic Constitutional & Political Law, 1(1), 16–26. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30983/tanfizi .
Amri, S. (2023). Diktat Fiqh Siyasah. http://repository.uinsu.ac.id/19304/1/Diktat Full.pdf
Angraeni, A., & Ahyar, M. (2023). Analisis Fikih Siyasah terhadap Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. QONUN: Jurnal Hukum Islam Dan Perundang-Undangan, 7(1), 94–114. https://doi.org/10.21093/qj.v7i1.6223
Arake, L. (2018). AGAMA DAN NEGARA PERSPEKTIF FIQH SIYASAH. Al-Adalah, 3(2). https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/aladalah/article/view/200
Ariani, N. V., Rahmanto, T. Y., Sujatmiko, Situmorang, M., Rahma, N. D., Lamria, M., Nurcahya, D., Sari, I. P., & Putra, A. W. (2021). Perlukah Hak Prerogatif Presiden (Grasi, Amnesti, Abolisi dan Rehabilitasi) diatur dengan Undang‑Undang (1st ed.). Balitbangkumham.
Djazuli, A. (2003). Fiqh siyasah : Implementasi kemaslahatan ummat dalam rambu-rambu syariah (2nd ed.). Kencana.
Efendi, R., & Cahyono, L. D. (2022). Pengampunan Dalam Hukum Islam. Madania, 12(1), 92–106.
Fahmi, M., Umur, A., & Putri, S. K. (2022). Amnesti: Hak Prerogatif Presiden dalam Perspektif Fiqh Siyasah. Legitimasi: Jurnal Hukum Pidana Dan Politik Hukum, 11(2), 266. https://doi.org/10.22373/legitimasi.v11i2.15218
Fatmawati. (2015). Fikih Siyasah. Pusaka Almaida.
Fauzi, S. I. (2021). POLITIK HUKUM PEMBERIAN GRASI, AMNESTI DAN ABOLISI SEBAGAI KONSEKUENSI LOGIS HAK PREROGATIF. Jurnal Hukum & Pembangunan, 51(3), 621–636. https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1064&context=jhp
Firdaus, M. (2019). ANALISA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 04/PUU‑VII/2009 TENTANG PENCALONAN MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI ANGGOTA LEGISLATIF DITINJAU DALAM SIYASAH DUSTURIYAH. UIN SUSKA Riau.
Fitriani, Basir, A., & Fansyuri, A. R. (2022). KONSEP-KONSEP NEGARA DALAM FIQIH SIYASAH. FARABI, 19(1). https://doi.org/https://doi.org/10.30603/jf.v19i1.2634
Haddade, A. W. (2016). Konsep Al-Ishlah Dalam Al-Qur-an. Tafsere, 4(1), 13–23.
Iswanto, H., & Jeumpa, I. K. (2018). Tinjauan Yuridis Mengenai Pemberian Amnesti Terhadap Pelaku Tindak Pidana Selain Makar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bidang Hukum …, 2(1), 54–65. http://www.jim.unsyiah.ac.id/pidana/article/view/14173%0Ahttp://www.jim.unsyiah.ac.id/pidana/article/download/14173/5916
Khairunnisah. (2024). KEWENANGAN PRESIDEN DALAM PEMBERIAN AMNESTI KEPADA BAIQ NURIL MAKNUN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DARURAT NOMOR 11TAHUN 1954 TENTANG AMNESTI DAN ABOLISI. UIN Suska Riang.
Khatimah, K., Amalya Azzahra, A., Fitaloka Otaviani, D., Sukti, S., & Palangka Raya, I. (2024). Negara Pancasila dalam Perspektif Fikih Siyasah. INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research, 4(3).
Lubis, S. (2024). PERAN BAWASLLU DALAM MENANGANI PELANGGARAN NETRALITAS APARATLUR SIPIL NEGARA PADA PEMILLU 2024 BERDASARKAN LUNDANG LUNDANG NLOMLOR 7 TAHLUN 2017 TENTANG PEMIILLU DI KABLUPATEN PADANG LAWAS PERSPEKTIF SIYASAH DUSTURIYAH. UIN SUSKA Riau.
Nadya Lestari Putri, Rohmadi, & Nenan Julir. (2025). Kajian Fikih Siyasah Pada Mekanisme Pemilihan Presiden Secara Langsung. Journal of Sharia and Legal Science, 3(1), 101–107. https://doi.org/10.61994/jsls.v3i1.896
Nisa, K. (2020). ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP PEMBERIAN AMNESTI DENGAN PERTIMBANGAN KEMANUSIAAN (STUDI KASUS BAIQ NURIL) [Universitas Islam Negeri Sunan Ampel]. http://digilib.uinsa.ac.id/39293/3/Khoirun Nisa_C05216028.pdf
Nurekasari, N., & Hasan, H. (2021). TINJAUAN SIYASAH SYAR’IYYAH TERHADAP EKSISTENSI LEMBAGA LEGISLATIF SEBELUM DAN SETELAH REFORMASI. Siyatuna, 2(1). https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/siyasatuna/article/view/20068
NurKholbi, D. (2019). ANALISIS FIKIH SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN DI INDONESIA [UIN Sunan Ampel Surabaya]. http://digilib.uinsa.ac.id/35253/3/Dimas Nur Kholbi_F02217037.pdf
Undang-undang Darurat Nomor 11 Tahun 1954 tentang Amnesti dan Abolisi, (1954).
Ramadlan, S. (2020). Diskursus Negara Pancasila di Kalangan Muhammadiyah. Sospol: Jurnal Sosial Politik, 6(1).
Rosyidi, M., & Mahmuji. (2024). Penerapan Fiqih Siyasah dalam Ketatanegaraan Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Hukum, 4(1), 65–76.
Sujatmiko, & Wibowo, W. (2022). Kebijakan Pemberian Amnesti Bagi Pelaku Tindak Pidana Non Politik Di Era Presiden Joko Widodo. Prosiding Seminar Nasional Hukum, Kebijakan Publik, Hak Asasi Manusia Dan Keadilan (SEMNASKUM), 7–15.
Wista Yuliantari, D. T., Amiruddin, A., & Ufran, U. (2022). Pemberian Amnesti Dalam Kasus Pidana Ite Oleh Presiden Melalui Keputusan Presiden (Keppres). Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum, 10(4), 861. https://doi.org/10.24843/ks.2022.v10.i04.p12
Yehezkiel, Hartono, M. S., & Suastika, I. N. (2024). Penggunaan Hak Prerogatif Presiden dalam Memberikan Grasi kepada Terpidana Korupsi di Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum Sui Generis, 4(1). https://doi.org/10.23887/jih.v4i1.5023
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Muhammad Haikal Rivaldi, Nur Afdal Purnama Putra, Idatul Junia Asdin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
